Senin, 25 Februari 2008

Teori Umum Lokasi Kegiatan

Pemilihan lokasi memegang peranan penting dalam perolehan target pelayanan, sehingga dikatakan bahwa besarnya pelayanan yang diberikan merupakan hasil fungsi dari lokasi yang optimal atau sesui (Jonnes & Simon, 1990).
Pada perkembangan selanjutnya permasalahan lokasi kegiatan jasa dapat diturunkan dari teori tempat pusat (central place theory). Teori yang dikemukakan pertama kali oleh christaller ini mencoba memodelkan distribusi pemukiman dengan tujuan penyediaan barang dan jasa kepada wilayah sekitarnya.
Dari hal diatas, maka dapat dikemukakan tiga konsep mengenai lokasi kegiatan yaitu :
a. Jangkauan barang
Yang dimaksud dengan jangkauan barang adalah seberapa jauh jarak yang mampu ditempuh untuk membeli barang dan jasa pada tingkat harga tertentu.
b. Batas ambang permintaan
Batas ambang permintaan adalah jumlah penjualan minimal terhadap barang tertentu pada tingkat harga tertentu yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan ekonomi sebelum barang dilempar ke konsumen.
c. Tempat pusat
Untuk lebih memenuhi permintaan terhadap barang dan jasa dari suatu wilayah pasar, fungsi-fungsi komersil juga meciptakan kesempatan kerja dan merangsang permintaan konsumen. Karena pekerja juga ingin meminimalkan biaya transportasi, mereka bermukim berdekatan dengan pusat komersil, yang melayani tidak hanya wilayah sendiri. Masing-masing tempat pusat akan menawarkan ambang batas populasinya sendiri dan jangkauan fungsi untuk wilayah yang komplemen yang tidak dilayaninya.
Dalam menentukan suatu lokasi, terlebih dahulu kita harus mengenali kegiatan apa yang akan kita tentukan lokasinya, setelah itu kita baru menentukan factor-faktor yang menjadi penentu lokasi kegiatan tersebut. Faktor-faktor penentu lokasi dapat berbeda-beda, tergantung jenis kegiatannya. Faktor-faktor penentu lokasi dianalisis berdasarkan suatu tingkat kepentingan pelayanan terhadap wilayah yang akan dilayaninya (Chapman, Walker, 1992).
Lokasi kegiatan jasa pada umumnya melayani konsumen yang berkaitan dengan jumlah penduduk (Fielding, 1974). Tetapi ukuran penduduk bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi jasa layanan konsumen (Daniels,1982). Lokasi juga ditentukan oleh faktor lain, misalnya kondisi sosio-ekonomi masyarakat. Lebih banyak penduduk yang berada disuatu wilayah, jumlah kegiatan jasa yang dibutuhkan akan semakin banyak lagi.
Perbedaan yang ada di dalam masyarakat, seperti perbedaan soaial budaya, sosial ekonomi memang menimbulkan variasi, tetapi hal ini tidak banyak menimbulkan perbedaan dalam kebutuhan barang dan jasa.Dengan kata lain, setiap penduduk pada dasarnya membutuhkan jangkauan barang dan jasa yang hampir sama. Dengan demikian, lokasi dan susunan jasa komersil, publik dan perseorangan merupakan pencerminan dari permintaan yang diciptakan oleh penduduk.
Fungsi kegiatan adalah dikhususkan untuk melayani pasar konsumen tertentu. Kadang-kadang suatu kegiatan bisa beradaptasi dengan kegiatan yang lain dengan jalan mengadakan penganekaragaman. Tetapi yang umum terjadi adalah berhentinya kegiatan itu. Permintaan komoditi atau jasa sangat penting bagi kelangsungan kegiatan tersier pada lokasi tertentu.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas perilaku lokasi dari kegiatan ini pada umumnya adalah memaksimalkan akses kepada komonitas masyarakat (Ruston, 1979).

Kamis, 21 Februari 2008

Pengertian Lokasi

Kalau kita menyebut nama suatu tempat, kita dapat mengabstrasikan tempat tersebut sebagai suatu ruang. Tetapi kita tak akan dapat mengabstrasikan lebih jauh bagaimana karakteristik ruang tersebut sebelum dideskripsikan tentang lokasinya. Lokasi ini akan memberikan penjelasan lebih jauh tentang tempat atau daerah yang bersangkutan. Pada studi geografi, lokasi ini nerupakan variabel yang dapat menggungkapkan berbagai hal tentang gejala yang kita pelajari.
Jadi lokasi suatu benda atau suatu gejala dalam ruang dapat menjelaskan dan dapat memberikan kejelasan pada benda atau gejala geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi. Masalah atau persoalan yang berkenaan dengan asosiasi gejala dengan gejala lain, dengan ditunjukkan lokasinya , sudah memberikan prespektif sebelum analisis lebih lanjut ( cox, dalam Sumaatmadja, 1988).
Lokasi dalam ruang dapat di bedakan antara lokasi absolut dengan lokasi relatif. Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisinya menurut garis lintang dan garis bujur atau berdasarkan atau berdasarkan jaring-jaring derajat. Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah dapat dibaca pada peta.
Dengan dinyatakan lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah , karakteristik tempat yang bersangkutan sudah dapat diabstrasikan lebih jauh. Sekurang – kurangnya posisi dan iklimnya sudah dapat kita perhitungkan. Untuk memperhitungkan karakteristiknya lebih jauh lagi, harus diketahui tentang lokasi relatifnya.
Lokasi relatif suatu tempat atau wilayah yang bersangkutan berkenaan dengan hubungan tempat berkenaan dengan hubungan tempat atau wilayah itu dengan faktor alam atau faktor budaya yang ada disekitarnya. Jadi, lokasi relatif ini ditinjau dari posisi suatu tempat atau terhadap kondisi wilayah – wilayah yang ada disekitarnya. Lokasi relatif ini dapat mengungkapkan dinamika wilayah yang bersangkutan ( Thoman and Corbin dalam Sumaatmadja, 1988).
Lokasi relatif suatu tempat memberikan gambaran tentang keterbelakangan, perkembangan, dan kemajuan wilayah yang bersangkutan bila dibandingkan dengan wilayah lain yang ada di sekitarnya, dan dapat mengungkapkan pula mengapa kondisi nya demikian. Selanjutnya lokasi ini dapat pula ditinjau dari situasi dan sitenya
Yang dimaksud dengan site adalah semua sifat atau karakter internal dari suatu daerah tertentu. Kota yang berlokasi di dataran tinggi, sifat dataran tinggi atau dataran tinggi itu sendiri adalah site dari kota yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi adalah lokasi relatif dari tempat atau wilayah yang bersangkutan ( Thoman and corbin, 1988 ).
Berkenaan dengan lokasi suatu gejala, suatu masalah atau suatu tempat, kedua variabel diatas yaitu site dan situasi, dapat memberikan deskripsi dan penjelasan tentang gejala, masalah dan tempat yang bersangkutan. Interalasi keruangan variabel tadi terhadap suatu lokasi, dapat mengungkapkan karakter benda atau gejala yang berlokasi pada ruang yang bersangkutan.
Yang menjadi faktor penentuan lokasi kegiatan ekonomi antara lain sumber daya manusia, modal, manajemen, pasar dan mesin/ teknologi. Ini harus didukung pula dengan adanya kebijakan pemerintah, serta faktor tak terukur misalnya kebiasaan turun-temurun atau tradisi.